Viral Info Kekeringan Sebabkan Warga Jalan Kaki Sejauh 5 Km, PMI Lutra; Itu tidak Benar!

    Viral Info Kekeringan Sebabkan Warga Jalan Kaki Sejauh 5 Km, PMI Lutra; Itu tidak Benar!
    PMI LUTRA

    LUWU UTARA - Viral informasi kekeringan yang menyebabkan warga Dusun Puncak Desa Salama Kecamatan Sabbang, Luwu Utara, terpaksa harus berjalan kaki sejauh 5 km untuk mendapatkan air bersih, dibantah keras PMI Kabupaten Luwu Utara.

    Kepala Markas PMI Luwu Utara, Andi Bahtiar, S.KM., M.Kes., mengatakan bahwa berdasarkan hasil assesment yang dilakukan PMI Luwu Utara, jarak tempuh untuk sampai ke sumber mata air bersih hanya berjarak kurang lebih 1 kilometer, bukan 5 km.

    “Assesment kami di Dusun Puncak Desa Salama yang viral karena info kekeringan dan harus jalan kaki sejauh 5 km untuk sampai di titik tersebut, itu tidak benar. Untuk sampai di mata air kurang lebih 1 km dengan jalur setengah sudah rabat beton, ” tegas Bahtiar.

    Bahkan kata dia, warga bisa mengambil jalan pintas, tanpa harus berjalan kaki sejauh 1 km. “Kalau jalan pintas bisa kurang lebih 200 meter saja dari Dusun Puncak, ” terang dia.

    “Dusun Puncak itu ada 43 KK, dan berada di pinggiran bantaran sungai Rongkong. Di mana antara rumah warga yang satu dengan rumah warga lainnya itu hanya berjarak 100 meter, ” tambahnya.

    Pria yang akrab disama Tiar ini memimpin proses assessment, dan dia didampingi Ketua PMI Sabbang Selatan dan 6 orang relawan. Tak ketinggalan, Kepala Desa, Kepala Dusun dan Kapolsek Sabbang juga ikut dalam proses assessment tersebut.

    Sebelumnya diberitakan bahwa puluhan kepala keluarga yang ada di Dusun Puncak Desa Salama terpaksa harus mencari sumber mata air di daerah pegunungan karena krisis air bersih akibat dilanda kekeringan, dengan berjalan kaki sejauh 5 km.

    Sumur yang menjadi sumber mata air warga sudah mengering, akibat musim kemarau yang berkepanjangan. Sementara air dari Perusahaan Air Minum (PAM) juga tidak mengalir.

    Salah seorang warga, Pilipus, mengatakan bahwa krisis air bersih ini sudah terjadi sejak dua bulan terakhir.  “Sumur kami sudah kering, terpaksa kami jalan kaki sejauh 1 km, ” ucap Pilipus.

    Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, warga harus memikul enam jerigen untuk diisi air, dan itu dilakukan sebanyak dua sampai empat kali sehari. (rils)

    luwu utara
    Editor Jus

    Editor Jus

    Artikel Sebelumnya

    Soal Media Sosial, Kadis Kominfo Luwu Utara...

    Artikel Berikutnya

    SMPN 6 Satap Sabsel Luwu Utara Canangkan...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hendri Kampai: Indonesia Hanya Butuh Pemimpin Jujur yang Berani
    Hendri Kampai: Jika Anda Seorang Pejabat, Sebuah Renungan dari Hati ke Hati
    Hendri Kampai: Indonesia Baru, Mimpi, Harapan, dan Langkah Menuju Perubahan
    Hendri Kampai: Kualitas tulisanmu adalah kualitas dirimu

    Ikuti Kami