LUWU UTARA - Berprestasi di sekolah tak hanya dapat ditunjukkan dengan nilai akademik yang tinggi. Mampu menginspirasi dan menggerakkan teman sekolah untuk berbuat baik, juga tak kalah hebatnya. Apalagi sampai menciptakan inovasi untuk kepentingan sekolah.
Adalah Arfan Fayyath Shadewo, siswa kelas 5 SDN 097 Katokkoan Masamba, Kabupaten Luwu Utara, ini mampu menciptakan sebuah inovasi yang fokus pada tujuan untuk mengajak warga sekolah untuk berperilaku dengan mengedepankan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Luwu Utara, Zaenal Wahab, berharap inovasi APHISA ini bisa menjadi contoh dan teladan yang baik bagi seluruh warga sekolah, tak hanya di SD Katokkoan, tetapi semua sekolah yang ada di Kabupaten Luwu Utara.
“Kita harap ini jadi contoh yang baik, jadi teladan yang baik bagi kita. Dengan lahirnya inovasi ini, kita sangat berharap akan lahir inovasi lain dari lingkungan sekolah, terlebih inovatornya dari siswa itu sendiri, ” kata Zaenal, saat me-Launching Inovasi APHISA (Anak Penggerak Hidup Sehat), Senin (13/2/2023), di Warkop Insaf SDN Katokkoan, Masamba.
Zaenal mengapresiasi lahirnya inovasi ini. Menurutnya, APHISA merupakan langkah awal mewujudkan sekolah yang sehat. “Inovasi ini sebenarnya adalah langkah awal bagaimana mewujudkan sekolah yang sehat, serta bagaimana menciptakan pendidikan yang berkualitas di Kabupaten Luwu Utara, ” terangnya.
Sementara itu, Kepala SDN Katokkoan Masamba, Supiyan Sakti, mengungkapkan bahwa APHISA murni inovasi yang digagas oleh Arfan Fayyath Shadewo. “Inovasi ini digagas oleh siswa kami, yaitu nanda Shadewo, yang kemudian membentuk tim di sekolahnya. Inisiatif langsung dari Shadewo, tentu atas bimbingan orang tua dan guru-gurunya, ” ungkap Supiyan.
Dikatakan Supiyan, berinovasi bukanlah sesuatu yang mudah, apalagi yang menciptakan inovasi adalah anak sekolah dasar. Mengingat selama ini kebanyakan inovasi lahir dari guru dan kepala sekolah. “Alhamdulillah, ini langsung dari siswanya yang berinovasi, ” imbuhnya.
Ia berharap inovasi APHISA dapat terus dikembangkan. “Yang terpenting dari sebuah inovasi adalah bagaimana menjaga keberlangsungannya, selain tentunya dampaknya terhadap orang banyak, ” jelas inovator Japri Ka Bos ini.
“Semua yang ada di tim APHISA ini adalah standar kebaikan di sekolah bagi anak-anak. Jadi, kita menjadi teladan dan penggerak terdepan dalam hal-hal kebaikan. Salah satunya, bagaimana menjadi pelopor dalam berperilaku hidup bersih dan sehat di sekolah, ” tandasnya.
Di tempat yang sama, Ketua Forum Kabupaten Sehat, Harifah DM, berjanji akan mendorong APHISA untuk terus berkembang dan berkesinambungan. “Insya Allah, kami akan mendorong dan membantu pergerakan anak-anak kita ini agar inovasiya tidak stagnan, melainkan bisa menjadi teladan bagi anak-anak yg lain, ” jelas Harifah.
Senada Harifah, salah satu Anggota Tim Pelaksana Warkop Indah, Lukman Hamarong, juga berharap agar inovasi ini terus dikembangkan. Tak hanya di SD Katokkoan, tetapi juga bisa dikembangkan di sekolah lain.
“Jangan hanya Shadewo yang berinovasi, tetapi juga yang lain dapat menciptakan gagasan-gagasan yang baru karena inovasi itu adalah gagasan baru yang muncul secara sederhana, tetapi mampu menyelesaikan masalah yang begitu kompleks di lingkungan sekitar kita. Salah satu ciri inovasi adalah dapat direplikasi atau dikembangka, ” ucapnya.
Diketahui, salah satu keunikan inovasi ini terletak pada pergerakan dan kebersamaan dalam mendorong yang lain untuk mengedepankan perilaku hidup sehat dan bersih. Yang paling menarik sebenarnya adalah model bottom up pada inovasi ini. Terbangun semangat berinovasi dari bawah. Di mana siswa mengajak warga sekolah untuk berinovasi.
Hadir dalam Launching Inovasi APHISA ini, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Zaenal Wahab, Ketua Forum Kabupaten Sehat Harifah DM, Kepala UPT SDN Katokkoan Supiyan Sakti, Petugas Kesehatan Lingkungan Puskesmas Masamba Istiqomah, dan Anggota Tim Pelaksana Warkop Indah, Lukman Hamarong. (LH)