LUWU UTARA - Kondisi perkembangan harga komoditas di Kabupaten Luwu Utara menjelang bulan Ramadan relatif cukup stabil. Hal ini diungkap Bupati Indah Putri Indriani pada pertemuan High Level Meeting (HLM) di Aula La Galigo Kantor Bupati, Selasa (21/3/2023).
Pertemuan HLM oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) bersama Forkopimda, Kepala Perangkat Daerah, BPS, Bulog, Pertamina, dan stakeholder terkait lainnya dilakukan untuk melihat perkembangan harga komoditas menjelang Ramadan, Idulfitri, dan Pasca-Idulfitri.
Cukup stabilnya kondisi dan perkembangan harga komoditas menjelang Ramadan dan Idulfitri ini diperkuat oleh data BPS Kabupaten Luwu Utara tentang kondisi dan perkembangan inflasi di wilayah Tana Luwu yang datanya bersumber dari data inflasi kota Palopo.
“Kalau kita melihat kondisi Kabupaten Luwu Utara, perkembangan inflasi masih cukup terkendali. Hal ini didasari atas pemaparan Kepala BPS bahwa data inflasi sampai Februari 2023, adalah 0, 06% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 113, 73, “ ungkap Indah.
Bupati Kabupaten Luwu Utara dua periode ini menjelaskan bahwa kondisi inflasi yang cukup stabil ini tidak terlepas dari upaya pemda mengintervensi dengan melakukan pemantauan harga pasar dalam rangka memastikan ketersediaan stok sembako terpenuhi.
“Mengenai pemantauan harga, saya kira sudah ada perangkat daerah yang melakukannya rutin ke lapangan, sehingga kita bisa mengintervensi jika ada lonjakan harga, termasuk melakukan stabilisasi harga komoditas guna memastikan harga terjangkau, “ terang Indah.
Istri anggota DPR-RI, Muhammad Fauzi, ini mengatakan, selain operasi pasar, pihaknya juga akan melaksanakan pasar murah guna menekan pengendalian inflasi. “Mulai hari ini sampai sepekan ke depan dilakukan pasar murah bekerjasama dengan provinsi, ” terangnya.
Bupati perempuan pertama di Provinsi Sulawesi Selatan ini berharap, titik-titik pasar murah seyogianya dapat diperbanyak agar masyarakat lainnya juga dapat menikmati berbelanja di pasar murah tersebut. “Saya harap titiknya diperbanyak, “ harap Indah Putri Indriani.
Sementara itu, Kepala BPS Kabupaten Luwu Utara, Ayub Parlin Ampulembang, mengungkapkan bahwa harga komoditas menjelang Ramadan dan Idulfitri, biasanya mengalami kenaikan yang cukup signifikan, seperti beras, daging sapi, daging ayam, serta telur ayam ras.
“Spekulasi harga di bulan Ramadan dan menjelang Idulfitri kadangkala terlalu besar dilakukan para pedagang, utamanya daging ayam dan daging sapi, termasuk telur ayam ras, tetapi pada prinsipnya antara supply dan demand kita sebenarnya seimbang, ” ungkap Ayub.
Beberapa komoditas sebenarnya seimbang antara demand dan supply. Demand naik, tetapi tetap dibarengi dengan kenaikan supply, “ jelas Ayub lagi. Sementara terkait inflasi kota Palopo 0, 06%, Ayub menjelaskan bahwa angka itu menggambarkan inflasi cukup stabil.
Sekaligus menggambarkan kondisi inflasi di beberapa wilayah tetangga, seperti Kabupaten Luwu Utara. Diketahui, BPS hanya mencatat capaian inflasi di lima kabupaten-kota di Sulsel, yaitu kota Makassar, kota Palopo, kota Parepare, kabupaten Bulukumba dan Bone.
“Inflasi 0, 06% adalah data inflasi Palopo, tetapi kita bisa mengacu pada inflasi Palopo, karena Palopo kan dekat dengan Luwu Utara. Terus mungkin juga banyak masyarakat Luwu Utara yang berbelanja di Palopo, sehingga kondisi inflasi kita tak jauh berbeda, ” terangnya.
Ia menyebutkan, inflasi ada 3, yaitu: (1) Inflasi month to month, yaitu membandingkan inflasi dengan bulan sebelumnya; (2) Inflasi year on year, yaitu membandingkan inflasi bulan tahun ini dengan bulan tahun sebelumnya; serta (3) Inflasi tahun kalender atau inflasi tahun berjalan.
Ia menambahkan, untuk Palopo, 0, 06% adalah inflasi month to month, sementara inflasi year on year 0, 56, dan inflasi tahun kalender 5, 36. Sementara itu, kata dia, target inflasi nasional adalah 3, 6%. “Target inflasi nasional mengacu pada inflasi year on year, ” sebutnya.
“Untuk sementara, posisi sampai bulan Februari 2023 ini adalah sebesar 0, 56 persen Semoga hingga akhir tahun nanti yakni Desember 2023, tidak lebih dari 3, 6 persen, sehingga target inflasi nasional dapat kita wujudkan, ” pungkas pria bergelar doktor ini. (LH)