LUWU UTARA - Landscape Approach to Sustainable and Climate Change Resilient Cocoa and Coffee Agroforestry (Lascarcoco) menjadi salah satu instrumen pendukung dalam upaya mendukung keberlanjutan implementasi program Agroforestry Kakao menuju kakao lestari dan berkelanjutan di Kabupaten Luwu Utara.
Pemateri Lascarcoco dari Rikolto, Irmawati Arifuddin, dalam Workshop Pembelajaran Praktik Kurikulum Agroferestry Kakao yang dilaksanakan belum lama ini mengatakan, pihaknya telah merangkul petani yang berdomisili di wilayah perhutanan sosial. “Para petani ini kita perkenalkan praktik-praktik manajemen landscape yang berkelanjuta, ” kata Irmawati.
Baca juga:
Petani dan Penyuluh Sambut Baik Program KUR
|
Irmawati menerangkan bahwa salah satu metode yang diterapkan dalam program Lascarcoco adalah fokus pada penerapan metode salt alias pola tanam agroforestry di lahan yang miring dengan pemetaan wilayah kelola dan kelompak dengan melibatkan partisipasi dan kerja sama dengan komunitas Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Rongkong, Luwu Utara.
“Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, kami melibatkan 94 petani di wilayah perhutanan sosial, termasuk lima di antaranya adalah khusus untuk praktik agroforestri kakao, ” sebut wanita yang akrab disapa Irma ini. Tahun ini, kata Irma, pihaknya telah menerapkan praktik di lahan seluas 100 hektare, meskipun target yang dicanangkan adalah 1.000 hektare.
“Pada program ini, kami merancang penerapan tiga strata, yaitu strata atas, strata tengah, dan strata bawah. Kami terus berupaya menciptakan keberlanjutan lingkungan melalui pendekatan yang holistik dan terencana, ” pungkas Irma. Diketahui, agroforestri adalah bagian dari program untuk mendukung peta jalan kakao lestari melalui program SFITAL. (LHr)